Kamis, 30 Oktober 2014

Pengertian Sifat angkuh (sombong)



SIFAT ANGKUH  (SOMBONG)
Angkuh merupakan pribadi seseorang, menjadi sifat yang telah melekat pada diri orang tersebut. Sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari yang lain sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau mengakui kekurangan dirinya, selalu merasa lebih besar, lebih kaya, lebih pintar, lebih di hormati, lebih mulia, dan lebih beruntung dari yang lain. Sombong juga dapat terjadi karena orang tersebut dari keturunan orang-orang yang kejam, memiliki anak-anak yang banyak, pembantu-pembantu, budak-budak,orang-orang suruhan yang dapat menolong dirinya.[1] Takabur adalah sikap menombongkan diri karena merasa dirinya mempunyai banyak kelebihan dan menganggap orang lain mempunyai banyak kekurangan.[2] Sombong adalah merasa tinggi atas manusia lainnya dan meremehkan mereka. Ia adalah satu emosi yag dibenci dan merupakan satu perilaku buruk yang dicela oleh Allah, sebagai firmanNya,
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan berita orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Qashas: 83)[3]
Rasulullah sangat mencela orang yang sombong serta mengancam orang-orang yang sombong dengan hukuman yang berat, sebagai mana diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah bersabda,
“Tidak akan masuk surga orang memiliki sebiji dzarrah kesombongan didirinya”. Lalu berkatalah seorang lelaki, “Sesungguhnya seseorang sangat suka untuk mengenakan pakaian yang baik.” Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu sangat baik dan mencintai semua kebaikan. Sesungguhnya kesombongan adalah suatu bentuk akan penyimpangan kebenaran dan membuatnya memandang remeh pada manusia lainnya.” (HR Muslim).[4]
Sombong terjadi pada pria maupun wanita karena memiliki badan yang lebih baik, kulit mulus, rupawan, cantik, kedudukan tinggi, sehat, kuat, gagah perkasa, suara yang bagus, dan kelebihan lainnya. Sombong terbagi dalam tiga macam yaitu sebagai berikut:
1) Sombong kepada Allah. Ini merupakan kesombongan yang paling jelek, karena orng yang menyombongkan dirinya kepada Allah, mendapat murka Allah didunia maupun di akhirat.
2) Sombong terhadap Rasul. Seperti yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy dan Bani Israil yang akhirnya mendapat celaka dan hinaan di dunia dan di akhirat.
3) Sombong kepada sesama manusia. Denagn jalan membesarkan kedudukan dirinya dan menghina orang lain.
Penyebab seseorang menjadi sombong secara umum ada tujuh macam, yaitu
1. Sombong karena memiliki ilmu;
2. Sombong karena memiliki amal dan ibadah yang sangat banyak;
3. Sombong karena kedudukan dirinya sebagai keturunan bangsawan;
4. Sombong karena kecantikannya, wajah mulus, dan tampan hingga disukai lawan jenisnya;
5. Sombong karena harta, kedudukan, dan relasi;
6. Sombong karena kekuasaan dan kekuatan yang ada pada dirinya;
7. Sombong terhadap bawahan, pengikut, dan pembantu-pembantunya.
Semua kesombongan tersebut wajib di jauhkan dan di hindari karena dapat menimbulkan penyakit hati yang merusak diri sendiri dan orang lain. Akibat buruk yang ditimbulkan oleh perangai sombong ini banyak sekali diantaranya:
a. Ia suka menyakiti orang lain
b. Memutuskan kasih sayang
c. Mencerai-beraikan hubungan hati manusia
d. Menjadikan orang lain merasa benci kepadanya dan bersepakat unruk menyakitinya
e. Orang yang sombong sulit untuk diajak kejalan yang benar
f. Orang yang sombong tidak bisa menahan amarah (artinya ia mudah marah apabila tersinggung sedikit saja)
g. Orang yang sombong tidak pernah bersikap lemah lembut, apabila menasehati orang lain.
Akibat buruk yang ditimbulkan oleh perangai sombong ini matlah banyak karena itu sifat sombong harus dihindari. Perlu disadari bahwa manusia tercipta dari nutfah atau campuran sperma dan ovum, setelah ia hidup hingga batas usia tertentu, namun kelak ia akan mati dan menjadi bangkai. Maka wajiblah manusia untuk meninggalkan sifat sombong ini. Allah berfirman:
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan diatas muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman (31): 18-19)[5]
Latar belakang dari sifat sombong ini, disebabkan oleh cara menanggap atau memandang dirinya dari kaca mata kebesaran dan kemuliaan dunia serta memandang orang lain dari kaca mata kerendahan dan kehinaan di dunia.
Akibat dari perbuatan dan sikap takabur ini adalah:
1. Allah akan menyiksa orang-orang yang mempunyai sikap takabbur (sombong) dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak memperoleh perlindungan dan penolong dari azab dan kemurkaan Allah (An-Nissa’, 4:173)
2. Orang yang sombong adalah penghuni neraka, karena selalu mendustakan ayat-ayatAllah.(Al-A’raaf,7:36,An-Nahl,16:29)
3. Orang-orang yang sombong adalah orang-orang yang mengingkari ayat-ayat atau hukum-hukum Allah, dan pintu-pintu langit (rahmat) telah tertutup untuk mereka serta mereka tidak akan masuk kedalam surga (Al-A’raaf, 7:40)
4. Orang-orang yang sombong adalah suatu kaum yang berlumuran dengan dosa(Al-A’raaf,7:133)
5. Orang-orng yang sombong adalah mereka tidak beriman kepada hari akhir, hatti mereka ingkar kepada Allah, dan Allah sangat membenci mereka (An-Nahl,16:22-23)
6. Pemimpin yang sombong itu ialah mereka para pendusta, orang-orang yang berbuat kezaliman (aniaya), mengajak manusia masuk ke dalam neraka, dan mereka mendapat laknat didunia hingga akhirat. (Al-Qashash, 28:38-42)
7. Orang yang sombong adalah mereka tidak ingin tunduk menghamba kepada Allah sehingga mereka memperoleh kehinaan dan neraka jahannam. (Al-Mu’min,40:60)
8. Orang-orang yang sombong adalah mereka yang berbuat sewenang-wenang, menolak ayat-ayat Allah tanpa alasan sehingga Allah telah mengunci mata hati mereka. (Al-Mu’min, 40: 50)[6]
A.     TAUBAT
Imam al-Junaid memberi wawasan yang lebih jelas ketika menafsirkan maqamat—yang bersama-sama dengan ahwal merupakan subtansi jalan tasawuf--. Pertama-tama ia menyebutkan  bahwa taubat adalah menyesali tindak kelelaian terhadap Allah yang telah terjadi, disertai tekad kuat untuk melekatkan diri dengan jalan tasawuf, dan usaha serius untuk mengembalikan barang-barang yang dahulu diperolehnya secara tidak sah kepada pemilik aslinya. Ia menyatakan: “Taubat memiliki tiga pengertian: Pertama, sesal ; Kedua, tekad kuat untuk tidak mengulangi perbuatan yang dilarang Allah; Ketiga, usaha yang mengembalikan mazhalim (orang yang dizalimi).
Landasan jalan tasawuf yang benar adalah taubat sesungguh-sesungguhnya yang menjadi titik tolak seorang hamba dalam meninggalkan dosa-dosa secara total. Saat ditanya tentang bagaimana jalan menuju Allah, Imam al-Junaid menjawab, “Taubat yang mengurangi kebandelan (melakukan dosa).[7]










[1] Drs.M. yatimin Abdullah, M.A. , studi ahklaq dam perspektif al qur’an (Jakarta: Amzah,2007) hlm.66
[2] HM. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling Dan Psikoterapi Islam (Yogyakarta: Al-Manar,2004) hlm.342
[3] Dr. Musfir bin Said, Konseling Terapi (Jakarta:Gema Pers,2005) hlm.214
[4] Dr. Musfir bin Said, Konseling Terapi (Jakarta:Gema Pers,2005) hlm.215
[5] Drs.M. Yatimin Abdullah, M.A. Studi Ahklaq dalam Perspektif Al Quran (Jakarta: Amzah,2007) hlm.66-67
[6] HM. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam (Yogyakarta: Al-Manar 2004) hlm.343-344
[7] Dr. Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlaq, (Jakarta: Amzah,2011) hlm.79

Tidak ada komentar:

Posting Komentar